Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Asal Usul Kota Salatiga

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kota Salatiga juga menyimpan sejarah tersendiri terkait dengan awal kemunculannya. Berlokasi kurang lebih 49 kilometer dari Kota Semarang, Salatiga merupakan sebuah kota kecil yang menyimpan banyak keindahan. 

Meskipun Anda sudah tidak asing dengan Kota Salatiga atau bahkan sering berkunjung kesana, tahukah Anda asal usul Kota Salatiga hingga menjadi seperti sekarang?

Asal Usul Kota Salatiga dan Cerita Rakyat Dibalik Kemunculannya


Asal Usul Kota Salatiga dan Cerita Rakyat Dibalik Kemunculannya

Bermula dari Masa Kepemimpinan Ki Ageng Pandanaran

Dahulu pada masa Kesultanan Demak dimana saat itu Demak memiliki kuasa penuh di Jawa Tengah, Semarang adalah salah satu daerah yang masuk ke dalam area kesultanan tersebut dan pada saat itu Ki Ageng Pandanaran yang merupakan seorang Pangeran Mangkubumi bergelar Sunan Tembayat menjadi Bupati kedua di Semarang.

Ki Ageng Pandanaran memiliki perangai yang kurang baik karena semasa kepemimpinannya dia hanya sibuk mencari kekayaan untuk diri sendiri dengan menarik pajak serta memeras rakyatnya. Sunan Kalijaga yang saat itu menjadi penasihatnya pun mencoba untuk memberikan nasihat dengan cara menyamar menjadi seorang penjual rumput yang sudah tua dan menawarkan rumputnya kepada Ki Ageng Pandanaran.

Mendapatkan Nasihat dari Sunan Kalijaga

Setelah menyamar menjadi penjual rumput, Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Ageng Pandanaran dan dia tertarik membeli rumputnya. Awalnya Sunan Kalijaga menolak karena rumput tersebut akan digunakan untuk makanan ternaknya, namun akhirnya setuju menjualnya dengan sekeping uang.

Tanpa sepengetahuan Ki Ageng Pandanaran, Sunan Kalijaga terus menerus menyelipkan kepingan uang tersebut di dalam rumput setiap kali dia membelinya dan pada suatu hari marahlah Ki Ageng Pandanaran saat menemukan kepingan uang tersebut karena menganggap penjual rumput sudah menghinanya.

Akan tetapi Ki Ageng Pandanaran kaget setelah melihat dengan jelas sosok dibalik si penjual rumput yang ternyata dikenalinya sebagai Sunan Kalijaga, seorang pemuka agama tersohor pada saat itu.

Memutuskan untuk Pergi Mengembara

Sadar akan kesalahannya, Ki Ageng Pandanaran meminta maaf dan Sunan Kalijaga mengajaknya pergi mengembara sebagai syarat permintaan maafnya. Ki Ageng diajak mengembara tanpa membawa harta apapun sebagai syaratnya. Namun, istri Ki Ageng Pandanaran yang juga ikut dalam perjalanan tersebut melanggar aturan karena membawa berlian dan emas yang dimasukkan ke dalam tongkat.

Alhasil, mereka dirampok di tengah jalan dan sekawanan perampok pun merampas sebuah berlian dan emas milik istri Ki Ageng Pandanaran. Pada saat itulah Sunan Kalijaga menamakan tempat dimana mereka dirampok sebagai Salatiga karena mereka berdua telah melakukan tiga kesalahan.

Tiga kesalahan yang sudah dilakukan keduanya adalah kekikirannya, kesombongannya, dan sikapnya yang menyengsarakan rakyat. Sejak saat itulah tempat tersebut dinamakan Kota Salatiga.

Mitos atau Fakta?

Tidak semua orang percaya pada sebuah cerita rakyat karena terkadang banyak cerita sejarah suatu daerah yang tidak masuk akal. Benar atau salahnya cerita mengenai Kota Salatiga ini juga masih dipertanyakan karena belum ada bukti valid tentang hal ini. Entah cerita itu benar adanya ataukah hanya sekedar cerita buatan manusia sebagai pengantar tidur saja, tidak ada yang tahu.

Akan tetapi asal usul Kota Salatiga ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang baik untuk setiap pemimpin agar mereka tidak bertindak semena-mena hanya untuk diri sendiri karena begitu pemimpin diangkat menjadi seseorang yang memimpin suatu daerah maka sejak itulah di harus mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.