Pentingnya Ruang Terbuka Hijau bagi Kesehatan Fisik dan Mental Warga Salatiga
Di tengah arus pembangunan yang kian masif di kota-kota kecil Indonesia, Salatiga menjadi salah satu contoh kota yang perlu menjaga keseimbangan antara modernisasi dan kelestarian lingkungan. Meskipun dikenal sebagai kota berhawa sejuk dan nyaman, tantangan urbanisasi tetap menghampiri. Berdasarkan data BPS Kota Salatiga tahun 2023, jumlah penduduk meningkat hampir 1,7% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini berbanding lurus dengan kebutuhan lahan permukiman dan infrastruktur. Di tengah dinamika tersebut, ruang terbuka hijau (RTH) menjadi elemen penting yang tak boleh diabaikan.
RTH bukan sekadar pelengkap kota, tetapi merupakan komponen vital dalam menunjang kualitas hidup masyarakat. Bagi Anda yang tinggal di Salatiga, keberadaan taman kota, hutan kota, dan kebun komunitas bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga fondasi kesehatan fisik dan mental. Lebih dari itu, ruang terbuka hijau adalah solusi strategis dalam menghadapi permasalahan lingkungan dan sosial di perkotaan.
Apa Itu Ruang Terbuka Hijau dan Mengapa Penting?
Ruang terbuka hijau didefinisikan sebagai area terbuka yang ditumbuhi tanaman dan vegetasi, yang memiliki fungsi ekologis, sosial, estetika, serta kesehatan. Menurut Kementerian PUPR, idealnya setiap kota memiliki minimal 30% dari luas wilayahnya sebagai ruang terbuka hijau (Sumber: dlhi.co.id). Namun faktanya, banyak kota—termasuk kota kecil seperti Salatiga—belum memenuhi angka tersebut secara konsisten. Studi yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa proporsi RTH di kota-kota kecil cenderung stagnan akibat alih fungsi lahan yang tak terkendali.
RTH memainkan berbagai peran penting:
Menyerap polusi dan memperbaiki kualitas udara
Menjadi habitat alami bagi berbagai flora dan fauna
Menurunkan suhu kota dan mengurangi efek pulau panas
Menyimpan air tanah dan mengurangi risiko banjir lokal
Menjadi sarana edukasi, interaksi sosial, dan rekreasi sehat bagi masyarakat
Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, luas ruang terbuka hijau publik dan privat secara kumulatif baru mencapai sekitar 18% dari luas wilayah kota. Ini menunjukkan perlunya dorongan lebih kuat untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas RTH.
Dampak Positif RTH terhadap Kesehatan Fisik
1. Menurunkan Risiko Penyakit Akibat Polusi
Ruang terbuka hijau membantu mengurangi konsentrasi polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan partikulat halus (PM2.5). Menurut laman ITB, vegetasi pohon yang rimbun mampu menyerap emisi kendaraan bermotor hingga 70%. Mengingat tingginya volume kendaraan di jalur utama seperti Jalan Diponegoro atau Jalan Osamaliki di Salatiga, keberadaan jalur hijau sangat krusial.
2. Mendorong Aktivitas Fisik
Area hijau publik memungkinkan Anda untuk bergerak lebih aktif. Riset oleh WHO menyebutkan bahwa orang yang tinggal dekat dengan RTH memiliki kemungkinan 50% lebih besar untuk berolahraga dibanding mereka yang tinggal jauh dari taman. Ini menjadi penting di Salatiga yang sedang mempromosikan gaya hidup sehat melalui komunitas senam lansia dan kelompok jogging pagi.
3. Mendukung Perkembangan Anak
Kegiatan bermain bebas di alam terbukti meningkatkan kemampuan motorik halus dan kasar, serta melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh. Di Salatiga, sejumlah PAUD dan TK telah mengadakan aktivitas luar ruangan di Taman Sari atau Taman Tingkir untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak pada alam sejak dini. Selain itu, interaksi dengan lingkungan alami dapat menurunkan kecenderungan anak untuk mengalami gangguan perilaku.
Manfaat RTH bagi Kesehatan Mental
1. Menurunkan Tingkat Stres dan Kecemasan
Lingkungan hijau memberikan efek psikologis menenangkan. Paparan pemandangan alami membantu menurunkan aktivitas amigdala—bagian otak yang terkait dengan rasa takut dan stres. Dalam survei yang dilakukan oleh Universitas Indonesia di 2021, ditemukan bahwa 63% responden merasa lebih tenang setelah menghabiskan waktu minimal 30 menit di ruang hijau.
2. Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja dan Dewasa
RTH berfungsi sebagai ruang aman untuk berekspresi dan berinteraksi. Kegiatan komunitas seperti yoga pagi, pengajian terbuka, hingga konser mini telah rutin diselenggarakan di beberapa taman kota di Salatiga. Kegiatan tersebut memperluas jaringan sosial dan meningkatkan rasa memiliki terhadap ruang publik.
3. Meningkatkan Daya Fokus, Kreativitas, dan Kinerja Otak
Studi dari Journal of Environmental Psychology menunjukkan bahwa berjalan di taman selama 20 menit dapat meningkatkan konsentrasi dan kreativitas hingga 25%. Pelajar, guru, dan pekerja kantoran di Salatiga bisa memanfaatkan waktu istirahat mereka di taman terdekat untuk meraih manfaat ini.
Tantangan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Salatiga
1. Terbatasnya Ketersediaan Lahan
Alih fungsi lahan menjadi bangunan perumahan dan komersial kerap terjadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. RTH yang sebelumnya ada sering terpinggirkan oleh proyek-proyek pembangunan yang kurang berpihak pada lingkungan.
2. Rendahnya Kesadaran Masyarakat
Kurangnya edukasi tentang pentingnya RTH menyebabkan sebagian masyarakat kurang menghargai keberadaan taman kota. Beberapa taman kerap disalahgunakan untuk kegiatan tidak produktif atau bahkan dirusak fasilitasnya.
3. Minimnya Perawatan dan Pengawasan
Perawatan yang tidak konsisten membuat sejumlah ruang hijau publik tampak kurang terawat. Sampah menumpuk, pencahayaan yang minim, serta ketiadaan petugas keamanan membuat sebagian masyarakat enggan mengunjunginya secara rutin.
Upaya Meningkatkan Peran RTH di Salatiga
Untuk memperluas fungsi dan kualitas RTH, kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan lembaga pendidikan menjadi kunci. Beberapa inisiatif yang bisa terus didorong antara lain:
Penambahan taman tematik seperti taman edukasi, taman lansia, dan taman ramah anak
Penyuluhan kepada masyarakat melalui media sosial dan sekolah
Kampanye "Ayo ke Taman" yang digelar rutin setiap akhir pekan
Pelibatan warga dalam kegiatan urban farming dan penghijauan lingkungan RT/RW
Anda sebagai warga pun memiliki andil besar dalam menjaga dan memanfaatkan ruang terbuka hijau. Manfaatkan fasilitas yang ada, jaga kebersihan, dan tanamkan nilai pentingnya ruang hijau kepada generasi muda.
Ruang terbuka hijau adalah kebutuhan mendasar kota sehat dan berkelanjutan. Di Salatiga, ruang hijau bukan hanya fasilitas, melainkan sistem pendukung utama kualitas hidup. Menjaga, memperluas, dan memanfaatkan RTH adalah tugas kolektif yang harus dimulai dari kesadaran individu. Dengan perencanaan matang dan partisipasi aktif, Salatiga bisa menjadi contoh kota kecil yang tetap hijau, sehat, dan bahagia.